Sabtu, 09 Juli 2011

MATERI 1


PROSES KREATIF MENULIS ESAI SASTRA*

Seperti halnya dalam penulisan lainnya, proses kreatif penulisan esai juga akan melibatkan empat proses kreatif sebagai berikut.
1.         Pencarian Ide
Oleh karena sumber penulisan esai adalah masalah atau persoalan, maka pencarian idenya berupa ditemukannya masalah yang akan dibahas dalam esai. Masalah harus bersumber dari keadaan sekeliling kita dan harus sesuai dengan konsen bidang keilmuan kita, maka kita bisa memaparkan, menjelaskan, membahas, dan memberikan solusi atas persoalan tersebut.
Langkah konkret yang bisa ditempuh dalam menemukan dan mengidentifikasi permasalahan adalah dengan melakukan hal-hal sebagai berikut:
a.    Pengamatan empiris dan sosial disekeliling kita atau isu-isu yang sedang banyak diperbincangkan dan dipersoalkan.
b.    Melakukan kajian pustaka (membaca) yang mendalam terhadap suatu persoalan kesastraan, yang kemudian kita lakukan telaah.
Penulisan esai sastra ini memiliki dua jenis: esai kontekstual dan esai teoritis-tekstual. Esai kontekstual adalah segala persoalan yang terjadi di luar sastra, yaitu kondisi sosial dan budaya pasti bisa direlasikan dengan dunia sastra. Kenyataan ini membuat menulis esai pasti bisa mudah dalam menemukan permasalahan. Esai teoritis-tekstual lebih didasarkan pada interpretasi-interpretasi kita terhadap suatu teks yang sedang kita baca. Biasanya, esai teoritis tekstual ini berwujud ulasan dan resensi buku atau kritik sastra.
     Penjelasan lebih detil dalam pencarian ide ini lebih fokus pada penulisan esai kontekstual karena membutuhkan suatu keterampilan tertentu. Jika kita sudah mengamati lingkungan sosial dan budaya disekeliling kita, maka untuk menemukan ide adalah dengan bertanya pada diri kita sendiri: persoalan sosial dan budaya apa yang menarik atau sedang banyak dibicarakan? Dari berbagai sumber, observasi, dan pengalaman; pasti kita akan menemukan dan mengidentifikasinya.
2.         Pengendapan Ide
Pengendapan ide ini berkaitan dengan: pertama, merumuskan empat isi yang akan dituliskan sesuai dengan bagian-bagian esai: judul, pembuka, isi, dan penutup. Identifikasi bagian ini, konkretnya, akan kita tuliskan menjadi kerangka pikir atau outline esai yang akan kita tulis.
Kedua, pencarian dan pengumpulan data. Jika outline atau kerangka pikir sudah dibuat, maka selanjutnya kita akan mencari bahan dan data yang akan dijadikan sebagai dasar dan pijakan untuk menulis.

3.         Penulisan
Dalam penulisan esai harus memiliki kehati-hatian yang tinggi karena yang akan kita tuliskan adalah buah pikiran yang didasarkan data-data yang sudah kita baca dan pahami. Oleh karena itu, jika ada hal yang berkaitan dalam pembuatan pernyataan, yang meragukan kita, maka hentikanlah menulisnya. Kita harus mencari data atau referensi yang benar.

4.         Editing dan Revisi
Editing berkaitan dengan koreksi aspek-aspek kebahasaan, sedangakan revisi berkaitan dengan aspek isi. Dalam revisi, biasanya akan terjadi pengurangan statmen atau penambahan teori dan persepsi yang membuat esai semakin baik. Proses editing dan revisi dilakukan dalam dua model, yaitu word dan prinout. Word adalah editing dan revisi tulisan dalam bentuk program word  di notebook kita. Oleh karena editing dan revisi dalam word masih memiliki tingkat kelalaian yang tinggi, maka editing dan revisi dilakukan juga dalam bentuk printout. Semakin banyak kita melakukan editing dan revisi, maka tingkat kesalahan dan kekeliruan esai kita bisa diminimalisir.

*Penulisan Sastra Kreatif
   Heru Kurniawan – Sutardi (143-148)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar