Proses Kreatif Menulis Puisi
Dalam menulis puisi ada serangkaian kegiatan kreatif yang sangat individual yang harus diperhatikan oleh penulis puisi, diantaranya melalui tahap-tahap yaitu penentuan ide, pengendapan, penulisan, serta editing dan revisi.
1 Pencarian ide
Ide atau inspirasi adalah sesuatu yang menyentuh rasa dan jiwa yang membuat seseorang ingin mengabadikan dan mengekspresikannya dalam puisi. Ide atu inspirasi adalah berupa pengalaman yaitu segala kejadian yang ditangkap panca indra kita yang kemudian menimbulkan efek-efek rasa sedih, senang, bahagia, marah, dan sebagainya. Ide atau inspirasi haruslah dipanggil, dicari, dan diburu dengan cara menyensitifkan pancaindra kita dalam memaknai setiap kejadian dan fenomena yang kita jumpai di sekeliling. Selain aspek penghayatan pancaindra, ide juga bisa muncul dari setiap peristiwa yang dialami sendiri yang dianggap istimewa atau berharga, misalnya kesedihan, percintaan, kerinduan, keputusasaan. Dalam situasi ini jika kita sedang mengalami kejadian yang menggugah rasa maka sesungguhnya ide atau inspirasi sudah masuk, maka segeralah dijadikan karya. Jangan ditunda-tunda momen-momen itu karena bisa hilang dengan sendirinya.
Dapatkanlah ide sebagai bahan menulis puisi dengan cara yang menyenangkan, yaitu berburu dalam seiap kegiatan yang secara pribadi bisa menggugah rasa Anda. Anda pasti bisa karana setiap manusia hidup dengan pengalaman.
2 Pengendapan atau perenungan
Proses ini disebut pematangan ide. Ide adalah bahan mentah, sebelum ditulis perlu dimatangkan, dan caranya adalah dengan diendapkan dalam perenungan dan kontemplasi. Biasanya proses pengendapan ini berlangsung lama karena berkaitan dengan cara-cara yang akan dilakukan agar ide itu menjadi menarik. Lamanya tidak bisa diidentifikasi secara waktu, tergantung pada tingkat individu yang bersangkutan. Dalam proses pengendapan Anda harus membuat semacam diksi-diksi yang akan dirangkai menjadi puisi tetapi masih dalam rasa, pikiran, dan imajinasi bahkan juga bisa merenungkan untuk menemukan bait pembuka atau diksi-diksi kunci sebagai pemantik untuk dikembangkan menjadi puisi. Proses pengendapan ini bersifat respon spontan, artinya ketika kita mendapatkan ide maka perasaan kita langsung berimajinasi ke mana-mana. Misalnya Anda mendapatkan momen kecelakaan yang mengerikan pasti Anda langsung membayangkan kematian, ingat teman atau saudara yang mengalami hal serupa, ingat keluarga, ingat darah yang paling Anda takuti, dan sebagainya. Dalam kasus ini Anda dapat membuat diksi seperti jerit histeris, darah, luka, kematian, kerumunan, tatap mata iba, jalanan, panas terik, dan sebagainya.
3 Penulisan
Jika proses pengendapan atau perenungan ide sudah matang, maka tuliskanlah. Prinsip menulisnya adalah ungkapkan atau muntahkan segala hal yang ada dalam otak Anda tentang ide yang sudah didapat dan diendapkan. Dalam proses ini persoalan yang sering muncul adalah buntu, macet, tidak bisa melanjutkan karena idenya buntu. Jika hal ini terjadi maka jangan paksakan selesai. Semuanya membutuhkan ketelatenan dan kontinuitas. Bila buntu, maka lebih baik berhenti dulu, istirahatkan pikiran, carilah kegiatan yang bisa membuat refresh. Jika sudah fight kembali, maka lanjutkan menulisnya.
4 Editing dan Revisi
Editing berkaitan dangan pembetulan pada puisi yang diciptakan pada aspek bahasa, baik salah ketik, penggantian kata, sampai kalimat, bahkan tata tulis. Persoalan yang sering muncul dalam proses editing dan revisi adalah seringnya berubah bahasa dan isi dari puisi awal dengan puisi setelah diediting dan revisi karana mendapat tambahan, penghilangan, bahkan penggantian tema. Dalam editing dan revisi tuntutannya “perbaiki”, maka segala hal baik bahasa maupun isi yang kiranya tidak sesuai dan tidak baik harus diperbaiki, karena pada prinsipnya editing dan revisi menuju perubahan ke arah yang lebih baik.
Secara teknik proses editing dan revisi ini dapatdilakukan dengan langkah-langkah berikut:
a. Setelah selesai beristirahat, baca puisi anda dalam komputer pelan-pelan.
b. Perbaikilah aspek bahasa jika terdapat kesalahan, jangan lupa juga revisi isi atau substansinya jika dianggap urgen untuk dilakukan.
c. Setelah selesai cetaklah karya anda dalam printout kemudian baca kembali dengan saksama.
d. Pindahkan revisian anda dalam komputer, lalu cetak karya anda.
e. Selanjutnya baca kembali, jika masih ada yang salah atau tidak pas mintalah teman anda untuk mengkritiknya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar